LAPORAN PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI SALISILAT, BENZOAT DAN BORAK


LAPORAN PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI
SALISILAT, BENZOAT DAN BORAK

A.   Materi Praktikum         : Pemeriksaan Kualitatif Pengawet Makanan   
  atau Minuman (Salisilat, Benzoat dan Borak)
B.   Semester                       : III (tiga)
C.   Alokasi Waktu              : 120 menit
D.   Tanggal Praktikum     : 7 Desember 2011
E.   Tempat                           : Laboratorium Lingkungan Dasar
F.    Peserta                           : 1 Kelompok (5 orang)

G.   Tujuan Praktikum
1.    Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kualitatif Salisilat
2.    Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kualitatif Benzoat
3.    Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kualitatif Borak

H.   Dasar Teori
Salisilat merupakan asam yang bersifat iritan lokal, yang dapat digunakan secara topical. Pada saat ini asam salisilat banyak diaplikasikan dalam pembuatan obat aspirin. Salisilat umumnya bekerja melalui kandungan asamnya. Hal tersebut dikembangkan secara menetap di dalam slisilat baru. Selain sebagai obat, asam salisilat juga merupakan hormon tumbuhan. Asam salisilat memiliki efek samping mulai dari yang ringan hingga berat. Beberapa efek samping ringan yang sering terjadi adalah kulit kering. Iritasi kulit adalah efek samping yang umum terjadi akibat asam salisilat. Efek samping lain yang serius biasanya disebut dengan keracunan asam salisilat, termasuk diantaranya adalah sakit kepala yang parah, napas cepat, atau telinga berdengung.
Benzoat C7H6O2 (atau C6H5COOH), adalah padatan kristal berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Asam lemah ini beserta garam turunannya, digunakan sebagai pengawet makanan. Benzoat bisa menyebabkan dampak negative pada penderita asma dan bagi orang yang peka terhadap aspirin, juga bisa memicu terjadinya serangan asma.
Borak juga dikenal sebagai Sodium Borate, tetraborate natrium, atau dinatrium tetraborate, adalah penting boron senyawa,sebuah mineral, dan garam dari asam borat. Hal ini biasanya serbuk putih yang terdiri dari kristal berwarna lembut yang mudah larut dalam air. Borak memiliki berbagai kegunaan. Borak adalah komponen dari banyak detergen, kosmetik, dan enamel glasir. Borak juga digunakan untuk membuat larutan buffer dalam biokimia, sebagai penghambat api, sebagai anti jamur senyawa untuk fiberglass, sebagai insektisida, sebagai fluks dalam metelurgi, agen texturing dalam memasak. Secara komulatif seringnya mengonsumsi makanan mengandung borak akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, borak menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian.
    
I.      Pembuatan Ekstrak Eter
1.    Alat  
No.
Alat
Jumlah
1
Corong Pemisah
1 buah
2
Cawan Porselin
3 buah
3
Pinset
1 buah
4
Pipet Ukur 10ml
1 buah
5
Karet Penghisap
1 buah
6
Kertas Lakmus
secukupnya
7
Penjepit
1 buah

2.    Bahan
No.
Bahan
Jumlah
1
Sampel cair
25 ml
2
Eter
15 ml
3
H2SO4 4N
1 ml

3.    Prosedur Kerja
a.    Memasukkan 25 ml sampel cair ke dalam corong pemisah
b.    Menambahkan beberapa tetes H2SO4 4 N hingga asam (cek dengan kertas lakmus)
c.    Menambahkan 10-15 ml eter, digojok (gojokan pertama gas yang timbul dikeluarkan melalui kran, begitu pula pada gojokan berikutnya sampai gas habis, kemudian dilakukan penggojokan cepat selama 30-60 detik)
d.    Corong pemisah didiamkan dalam keadaan tegak sampai terlihat dua lapisan terpisah (lapisan atas adalah eter, lapisan bawah adalah cairan sampel)
e.    Lapisan eter diambil, dibagi dalam 3 cawan porselen (1 cawan untuk pemeriksaan salisilat, 1 cawan untuk pemeriksaan benzoate, dan sisanya untuk pemeriksaan borak).

4.    Pembahasan
Sebelum melakukan pemeriksaan, alat dibilas sesuai prosedur yaitu 3 kali bilasan dengan aquades. Setelah itu diambil sampel yang akan diperiksa. Sampel dimasukkan ke dalam corong pemisah sebanyak 25 ml. Kemudian, ditambahkan beberapa tetes H2SO4 4N hingga asam (dicek dengan menggunakkan kertas lakmus). Menambahkan 15 ml eter dan digojok (gas yang timbul pada gojokan pertama dikeluarkan melalui kran, begitu pula pada gojokan berikutnya sampai gas habis, kemudian dilakukan penggojokkan cepat selama 30-60 detik). Corong pemisah didiamkan dalam keadaan tegak sampai terlihat 2 lapisan terpisah (lapisan bening adalah lapisan eter, dan lapisan bawah adalah lapisan sampel). Kemudian lapisan eter diambil, dibagi dalam 3 cawan porselin (1 cawan untuk pemeriksaan Salisilat).

J.    SALISILAT
1.    Alat  
No.
Alat
Jumlah
1
Tabung Reaksi
3 buah
2
Cawan Porselin
1 buah
3
Pipet Ukur 10ml
1 buah
4
Karet Penghisap
1 buah
5
Pipet Tetes
1 buah
6
Penjepit
1 buah
7
Lampu Bunsen
1 buah

2.    Bahan
No.
Bahan
Jumlah
1
Akuades
2 ml
2
FeCl3 1%
1-2 tetes
3
Aquabromata
Beberapa tetes
4
H2SO4 pekat
1 ml
5
Etanol
2 ml
6
Ekstrak
secukupnya

3.    Prosedur Kerja
a.    Ekstrak eter pada salah satu cawan porselen di atas ditambah 2 ml aquades, kemudian diaduk dan selanjutnya dibagi dalam 3 tabung reaksi
b.    Pada tabung reaksi I ditambahkan 2 tetes FeCl3 1%. Timbulnya warna ungu menunjukkan positif adanya salisilat
c.    Pada tabung reaksi II ditambahkan beberapa tetes aquabromata. Timbulnya kekeruhan atau endapan putih menunjukkan positif adanya salisilat
d.    Pada tabung reaksi III ditambahkan 1-2 ml H2SO4 pekat dan 2-4 ml etanol, dan selanjutnya dipanaskan dengan api kecil sampai mendidih. Uap yang timbul dib au. Adanya bau harum (etil salisilat) menunjukkan positif adanya salisilat

4.    Hasil Pemeriksaan
a.    Tabung reaksi 1 berwarna ungu
b.    Tabung reaksi 2 keruh
c.    Tabung reaksi 3 bau balon terbakar

5.    Pembahasan
Melakukan identifikasi salisilat dengan ekstrak eter ditambahkan 2 ml aquades, diaduk-aduk dan dibagi dalam 3 tabung reaksi. Tabung reaksi 1 ditambah dengan 2 tetes FeCl3 1%. Timbulnya kekeruhan endapan putih menunjukkan adanya salisilat. Pada tabung reaksi 3 ditambahkan 1 ml H2SO4 pekat dan 2 ml etanol, selanjutnya dipanaskan dengan api kecil sampai mendidih. Apabila penutup kapas berbau balon terbakar maka menunjukkan adanya salisilat.

6.    Kesimpulan
-       Adanya warna ungu pada tabung reaksi 1 menunjukkan positif mengandung salisilat.
-       Adanya kekeruhan/endapan putih pada tabung reaksi 2 menunjukkan positif adanya salisilat.
-       Adanya bau balon terbakar pada penutup kapas tabung reaksi menunjukkan adanya positif salisilat.

K.   BENZOAT
1.    Alat  
No.
Alat
Jumlah
1
Tabung Reaksi
1 buah
2
Cawan Porselin
1 buah
3
Pipet Tetes
1 buah
4
Penjepit
1 buah
5
Lampu Bunsen
1 buah
6
Erlenmeyer kecil
1 buah
7
Kompor listrik
1 buah
8
Corong kaca
1 buah
9
Pengaduk kaca
1 buah
10
Gelas ukur 10 ml
1 buah

2.    Bahan
No.
Bahan
Jumlah
1
Akuades
5 ml
2
Ekstrak
secukupnya
3
KNO3
Sepucuk sendok kecil
4
H2SO4 pekat
Beberapa tetes
5
HNO3 pekat
2 tetes
6
NH3 pekat
Beberapa tetes
7
(NH4)2S
secukupnya




3.    Prosedur Kerja
a.    Ekstrak pada cawan 2 ditambah beberapa tetes H2SO4 pekat, diaduk-aduk dengan batang pengaduk kaca sampai residu larut
b.    Larutan dituang ke dalam tabung reaksi, ditambah sepucuk sendok kecil Kristal KNO3 dan 0,2 ml HNO3 pekat
c.    Dipanaskan di atas api kecil sambil digoyang-goyang sampai hilang uap coklat ( 2-5 menit)
d.    Ditambah +  5 ml aquades, di gojok, selanjutnya dituang ke dalam labu erlenmeyer kecil. Ditambah ammonia pekat sampai basa (pastikan dengan kertas lakmus)
e.    Larutan dipanaskan sampai mendidih, selanjutnya didinginkan
f.     Sebagian larutan dituang ke dalam tabung reaksi, selanjutnya ditambah ammonium sulfida secara perlahan melalui dinding hingga terbantuk 2 lapisan (jangan sampai campur). Diamkan tabung dalam keadaan tegak. Adanya cincin merah coklat diantara dua lapisan menunjukkan adanya benzoat

4.    Hasil Pemeriksaan
Setelah larutan ditambahkan (NH4)2S, terdapat cincin merah coklat diantara dua lapisan.

5.    Pembahasan
Ekstrak pada cawan 2 ditambah H2SO4 pekat 9 tetes (karena cairan ekstrak telah menguap) dan diaduk dengan batang pengaduk kaca hingga residu larut. Kemudian larutan tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang ditambah sepucuk sendok kecil kristal KNO3, KNO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi hingga ke dasar (jangan ada sisa pada dinding tabung). Menambahkan 2 tetes HNO3 pekat pada tabung reaksi tersebut (warna larutan bening).
Menyalakan api pada lampu spritus dan larutan dalam tabung reaksi tadi dipanaskan diatasnya sambil digoyang-goyang (+ 2-5 menit). Pemanasan dilakukan sampai larutan kembali bening (bening-coklat-bening). Menambahkan 5 ml aquades ke dalam larutan kemudian digojok. Selanjutnya larutan dituang ke dalam labu erlenmeyer kecil, tambahkan ammonia pekat sampai basa (10 tetes). Memastikan kebasaan dengan kertas lakmus (warna kertas lakmus biru). Larutan dipanaskan sampai mendidih, amati prosesnya jangan sampai hangus, selanjutnya larutan didinginkan. Setelah dingin, sebagian larutan dituang ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan (NH4)2S hingga terbentuk 2 lapisan. Namun, penambahan (NH4)2S dilakukan perlahan-lahan melalui tabung reaksi.

6.    Kesimpulan
Cincin merah coklat yang terdapat pada kedua lapisan dalam tabung reaksi menunjukkan bahwa sampel yang diperiksa positif terdapat benzoat.

L.    BORAK
1.    Alat  
No.
Alat
Jumlah
1
Cawan porselen
1 buah
2
Pipet tetes
1 buah
3
Pipet ukur 5 ml
1 buah
4
Kompor listrik
1 buah
5
Penjepit kayu
1 buah
6
Pinset
1 buah
7
Pengaduk kaca
1 buah
8
Kertas lakmus
secukupnya

2.    Bahan
No.
Bahan
Jumlah
1
Air kapur (CaOH2) 10%
secukupnya
2
Etanol
1 ml
3
H2SO4 pekat
5 tetes
4
Korek api
secukupnya

3.    Prosedur Kerja
a.    Sampel pada cawan porselen dibasahi dengan air kapur (CaOH2 10%) di cek dengan kertas lakmus
b.    Memanaskan sampel tersebut sampai kering
c.    Residu sisa pada cawan di atas ditambahkan 5 tetes H2SO4 pekat dan 1 ml etanol, selanjutnya dibakar dengan menggunakan api

4.    Hasil Pemeriksaan
Nyala api pada cawan porselen yang dibakar berwarna biru.

5.    Pembahasan
Identifikasi borak dilakukan dengan cara sampel pada cawan porselen dibasakan dengan air kapur (Ca(OH)2) 10% (dicek dengan kertas lakmus). Lalu melakukan pemanasan di atas kompor listrik sampai kering. Kemudian residu sisa pada cawan di atas ditambah 5 tetes H2SO4 pekat dan 5 ml etanol, selanjutnya dibakar dengan api. Apabila nyala api terlihat hijau pupus menunjukkan adanya borak. Pada percobaan ini api terlihat biru, yang menunjukkan tidak adanya borak.

6.    Kesimpulan
Sampel yang diperiksa tidak mengandung borak karena nyala api tidak berwarna hijau pupus tetapi berwarna biru.

No comments

Powered by Blogger.